Film Terbaik Festival Film Banten 2018

KOTA CILEGON, biem.co — Setelah melakukan proses penjaringan dari berbagai tahap, Kremov Pictures akhirnya mengumumkan para pemenang Festival Film Banten 2018.

Lewat 122 film pendek yang masuk dari berbagai provinsi di Indonesia, hanya dipilih sembilan film saja yang selanjutnya dinilai oleh para dewan juri hingga menghasilkan pemenang dari masing-masing kategori.

Penilaian ini dilakukan dengan sistem terbuka, di mana sembilan film nominasi tersebut ditayangkan lalu dinilai oleh tiga dewan juri yang terdiri dari Irvan HQ (CEO biem.co), Dirmawan Hatta (Penulis, Sutradara, dan Produser film nasional), serta Woro Anggraeni (Pegiat film pendek di Banten) saat acara Screening, Sabtu (21/07) siang. Usai penjurian, dewan juri pun telah memiliki daftar pemenang dari tiap kategori yang kemudian diumumkan saat Awarding Night FFB 2018 di Hotel The Royale Krakatau, Cilegon, Sabtu (21/07) malamnya. Berdasarkan keputusan tersebut, berikut daftar pemenang Festival Film Banten 2018:

Kategori Pelajar: Liontin (Tangerang, Banten);
Kategori Mahasiswa: Jalan Pintas (Bangka Belitung);
Kategori Umum: Mengejar Koin (Banda Aceh).

Menurut Irvan HQ, yang menjadi pertimbangan ketiga film tersebut terpilih sebagai pemenang di ajang FFB ini lantaran memiliki ide cerita yang otentik dan orisinal.

“Film Jalan Pintas, idenya orisinal banget. Sebetulnya banyak dialami oleh kita-kita juga, baik itu dalam hal yang real atau dalam hal filosofinya. Kemudian tanpa banyak kata-kata, dia punya banyak gesture yang bisa menjelaskan kelucuan-kelucuan itu. Twist-nya dapet banget lah,” ungkapnya.

Dikatakan Irvan, hal ini juga berlaku bagi film Mengejar Koin. Film tersebut memiliki nilai kebangsaan yang menjadi menarik karena dibuat di perbatasan Banda Aceh dan Malaysia. “Itu adalah kondisi nyata yang mewakili bangsa kita saat ini,” imbuhnya.

Jika untuk film Liontin, Irvan mengakui bahwa teknologi yang digunakan oleh para kreatornya sudah cukup canggih sehingga editing filmnya pun menjadi bagus. “Liontin bisa memanfaatkan ruang-ruang kecil yang harusnya membosankan, malah menjadi menarik,” ujarnya.

Namun, ia berharap para pemainnya bisa mengeksekusi lebih dalam lagi dari segi aktingnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Woro Anggraeni kepada biem.co. Semua film yang masuk ke dalam nominasi dinilai bagus oleh Woro. Namun menurutnya, ketiga pemenang ini memiliki ide cerita yang lebih unggul.

“Seperti kategori pelajar (red: film Liontin), mereka punya penguasaan teknis yang sudah bagus. Terus ceritanya juga bagus. Kalau untuk yang Jalan Pintas, kebetulan itu kan memang ceritanya simple tapi realitas dan tidak dibuat-buat, natural sekali. Itu good pointlah. Yang ketiga, Mengejar Koin. Di situ ada sisi nasionalismenya, dan kebetulan juga itu di daerah pinggiran yang biasanya fenomena-fenomena seperti itu memang ada,” tutur pegiat film pendek di Banten tersebut.

Sementara itu, menurut Dirmawan Hatta, ketiga pemenang memiliki satu kesamaan yang tidak dimiliki film-film lainnya. “Idenya itu solid, perwujudannya juga pas. Artinya, mungkin dia sederhana, tapi dia tau apa maunya gitu. Tau apa maunya itu menurutku berharga di diri seorang kreator,” pungkasnya, saat ditemui biem.co usai acara.
Selamat untuk ketiga pemenang. (HH)

Sumber: BIEM.CO
















Geliat sineas muda dalam perfilman semakin berkembang. Di perfilman lokal sendiri, sudah banyak komunitas-komunitas film di berbagai daerah, termasuk Banten, yang memproduksi film-film pendek. Melihat hal tersebut, Kremov Pictures bersama Pusat Pengembangan Perfilman menggelar Festival Film Banten (FFB) 2018 sebagai bentuk apresiasi para sineas film pendek.

Tak hanya untuk sineas film di Banten, FFB yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2017 ini juga ditujukan untuk sineas dari seluruh penjuru wilayah.

“Kita pengen agar seluruh sineas film pendek yang ada di Indonesia ini ikut terlibat. Memang sangat banyak sekali peserta-peserta dari Provinsi Banten sendiri. Cuma kami menilai secara objektif bukan hanya dari Banten, tapi juga rata dari seluruh Indonesia,” kata Darwin Mahesa, CEO Kremov Pictures sekaligus Director FFB 2018 kepada biem.co.

Acara ini pun sukses digelar di Convention Hall, Hotel The Royale Krakatau, Cilegon, Sabtu (21/07), yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten, para sineas, undangan, dan sejumlah masyarakat umum.

Pada penyelenggaraan FFB 2018, pihaknya mengusung dua acara terpisah, yakni Screening di siang hari, yang mana merupakan penjurian terbuka nominasi FFB 2018. Dan juga Awarding Night di malam harinya, yang menjadi puncak acara.

“Mudah-mudahan tahun berikutnya banyak sekali potensi-potensi anak muda Banten yang membuat film pendek yang dapat diikutsertakan dalam Festival Film Banten 2019,” harap Darwin.

Di samping itu, Dirmawan Hatta, salah satu yang didaulat menjadi juri FFB 2018, melihat bahwa gelaran festival seperti ini bisa memberikan kepercayaan diri bagi para pembuat film lokal.

“Kalo dari sisi regulasi, gimana caranya biar kemudian ini jadi bagian dari industri nasional. Ada ruang putar yang lebih banyak,” ungkapnya, saat ditemui biem.co usai penjurian FFB 2018.

Namun, menurut Penulis Skenario film Bulan di Atas Kuburan tersebut, festival semacam ini hanya menjadi salah satu cara untuk menguji kemampuan. Ia berharap agar para sineas yang turut serta namun tak berhasil masuk ke festival bisa terus membuat karya sebanyak-banyaknya.

Senada dengan itu, Woro Anggraeni yang merupakan pegiat film pendek di Banten mengaku senang bsia mendapat kepercayaan menjadi juri di ajang ini. “Pesertanya punya film yang bagus-bagus. Semoga ini menjadi motivasi untuk anak Banten sendiri untuk kemudian berkembang ke nasional,” ujarnya. (HH)

Sumber: BIEM.CO













































Tidak ada komentar:

Pages